Welcomw To Blogspot Riezal Cinta Damai

19 Jan 2012

Kakek dalam kenangan

Kakek..ku adalah seorang pengusaha..entah benar ataw tidak ceritanya tapi aku hanya mendengar dari ayah,karena saat aku sudah lahir kakek ku sudah banyak mengalami kebangkrutan.kata ayah "kakekku adalah orang terkaya di suatu kota kecil di medan dimana aku dilahirkan..tapi surut pasang terus berdatangan di hari itu ...ketika kami memutuskan untuk migrasi ke jakarta.aku masih sangat kecil belum tahu apa-apa..
Tiba di Jakarta semua terlihat baik-baik saja.mulai lah kami dengan usaha sepatu "carvil" sebagai distributor tapi itu dijalankan oleh ayah ku .kakek ku hanya sekedar ikut campur untuk mencari kesibukan..sekitar 2 tahun kemudian kami berpindah lagi mungkin sekitar 100 m dari rumah yang lama..disitu lah mungkin sebenarnya pahit nya hidup kurasakan.aku dan kakek bisa dibilang dekat karena hanya dia dan nenek ku yang tinggal dengan ayah.ibu ,koko,dan adik ku..cucu yang lain jangankan tinggal bareng ketemu saja jarang....

Tapi hidup dengan kakekku kadang kita sering bertengkar kadang sampai aku nangis...banyak hal2 yang tidak bisa ku ungkapkan dengan kakekku..di tahun terkahir sebelum kematian kakek ku yang mengidap penyakit jantung..pun kami harus bersedih karena keadaaan biaya ..saat itu kami benar-benar pas-pasan dalam kondisi keuangan..aku selalu ingat kakekku yang bercerita ttg suatu cerita layaknya seorang cucu yang akrab dengan kakeknya seperti di flim2..ketika kakekku dalam kondisi amat parah di kamarnya kami pun tidak mengetahui hal tersebut..sebelumnya kakinya membengkak tidak bisa berjalan..harus seperti orang pincang berjalan di tanah memakai tangan..kalau saja kami kaya sudah kami belikan sebuah kursi roda untuk dia.sewaktu sebelum kami memanggil ambulan..kesadaran mulai menurun ..sama halnya seperti orang yang akan sekarat.. ketika itu kami segera memanggil ambulance tentu saja dengan bantuan sanak saudara yang berkecukupan untuk menanggung biaya tersebut..ternyata benar....

sesampai nya disana...kakek ku sudah tak sadarkan diri ...berhari-hari disana banyak sanak saudara berkumpul..salah satu pamanku yang dengan teganya telah merebut harta warisan kakek ku yang berjumalah miliyaran rupiah.. dan tak mengakui akan itu .padahal kakek ku telah bersepakat untuk membagi-bagi kepada cucunya kelak...tapi pada saat itu entah kenapa paman ku itu menanggung semua biaya dan mengurusi semua itu ..

dan ketika hal tersebut sudah dirasa aneh..karena tidak siuman-siuman ....

aku ,kakak ku dan adik ku dipanggil untuk menghampiri kakek ku dan mengucapkan sesuatu tapi aku tidak berkata..karena kami tiga bersaudara hanya lah seorang anak ingusan waktu itu..yang tidak mengerti apa-apa, yang aku ingat hanyalah wajah kakek ku yang lemah tak sadarkan diri dengan sekujur alat2 medik di tubuhnya dan air matanya mengalir ketika kami bertiga datang....lalu tepat nya ketika malam nya kakeku telah pergi....selamanya...aku pun hanya heran...terdiam....apa yang bisa dirasakan anak umur 7 tahun saat itu ...hanya rasa sedih kehilangan seorang kakek yang dari sejak lahir tinggal bersama dengan ku
yang aku sedihkan kepergian kakek hanya di iringi oleh 4 cucunya yaitu aku kakakku adik ku dan sepupu ku sejumlah 6 orang tidak hadir..akan tetapi 1 orang menelepon dari USA yang dimana aku tahu bahwa dy sangat lah sayang pada kakek ku ,dy menangis tersedu-sedu ...dan ingin pulang tapi tidak bisa karena sedang studi disana dan sedang ujian...kami semua juga berkata tidak usah..lanjutakan lah pendidikan mu disana dengan benar...

lebih dari itu ada yang mengingat di kepala ku jasa kakek yang tidak tercapai rupanya kakek telah mewarisi harta yang telah di rebut oleh paman ku yang telah menjadi orang sukses hidup makmur...

yaitu mewarisi sejumlah hartanya kepada aku kakak ku dan adikku untuk menlanjutkan studi ke luar negeri..tapi semua itu sirna begitu saja...
nenek ku selalu menyesali hal itu dan ayah ku seakan-akan menerima dengan pahit...ibuku merelakan dengan bekerja keras ...untuk menafkahi kami semua.. dan ayah ku yang pengangguran ..pelan-pelan mencari pekerjaan.... dan akhirnya mendapati itu semua dari sebuah motor butut punya ayah ku ..dimana kami selalu dihina oleh orang.....sodara kami...dsb...kami perlahan-lahan naik....motor baru ,2 motor baru dan sebuah mobil ..disitu kami mencapai puncak naik turun...kami membuktikan bisa membuat bangga nama kakek yang selalu dihina karena..miskin ......diantara lainnya padahal warisan kakek telah direbut begitu saja.....aku pun baru mengetahui setelah 3 tahun yang lalu ...
kakek liat lah keluarga mu ini semua berjalan maju meraih sukses agar tidak dihina lagi ...
kakek liat cucu mu yang bisa berada di singapura..yang membuat sanak saudara iri dan bertanya kenapa aku bisa berada dsini...
tetapi lebih dari semua itu kakek ,perjuangan mu dalam hidup mu ..aku sangat hormati...

8 tahun mengenang akan diri mu kakek...aku mencintai mu......


Mengapa perputaran karyawan tinggi walaupun remunerasinya di atas rata-rata? Uangkah pemicunya? Atau ada faktor lain yang menentukan kesetiaan mereka?

Akhir tahun lalu, Lesmana, seorang teman lama yang ahli dalam pengembangan bisnis telekomunikasi mendapatkan tawaran dari sebuah perusahaan multinasional untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia . Dia tertarik dan memutuskan untuk bergabung. Dia telah banyak mendengar tentang pimpinan perusahaan ini, yang sering diberitakan sebagai pemimpin visionaris dan legendaris.

Gaji Lesmana besar, perlengkapan kantornya mutakhir, teknologinya canggih, kebijakan SDM-nya pro-karyawan, kantornya megah di daerah segitiga emas, bahkan kantinnya menyajikan makanan yang lezat dan murah. Dua kali dia dikirim keluar negeri untuk pelatihan. “Proses pembelajaran saya adalah yang tercepat di sini,”kata Lesmana. “Sungguh menakjubkan bekerja dengan dukungan teknologi mutakhir seperti di perusahaan ini”.

Siapa nyana dua minggu lalu, belum genap tujuh bulan bekerja di perusahaan itu, dia mengundurkan diri. Lesmana belum mendapatkan tawaran pekerjaan lain, tapi dia tidak sanggup lagi bertahan di sana. Belakangan, sejumlah karyawan di divisi yang sama dengannya ikut resigned. Direktur utama perusahaan itu pun merasa tertekan karena perputaran (turnover) karyawan sangat tinggi. Cemas memikirkan biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan untuk alokasi dana pelatihan karyawan. Ia juga bingung lantaran tidak tahu apa gerangan yang terjadi. Mengapa karyawan yang bertalenta bagus ini mengundurkan diri, padahal gajinya sudah cukup tinggi?

Lesmana resigned karena beberapa alasan. Alasan ini juga yang menyebabkan sebagian besar karyawan lain yang bertalenta tinggi akhirnya mengundurkan diri. Beberapa survey membuktikan bahwa jika anda kehilangan karyawan berbakat, periksalah atasan langsung mereka. Si atasan adalah alasan utama karyawan tetap bekerja dan berkembang dalam suatu perusahaan. Namun dia jugalah yang menjadi alasan utama mengapa para karyawan berhenti dari pekerjaannya, membawa pergi pengetahuan, pengalaman dan klien mereka. Bahkan tidak jarang selanjutnya secara terang-terangan berkompetisi dengan perusahaan bekas tempatnya bekerja.

“Karyawan meninggalkan manajernya bukan perusahaannya, “kata para ahli SDM. Begitu banyak uang yang telah dikeluarkan untuk tetap mempertahankan karyawan berbakat, baik dengan memberikan gaji lebih tinggi, bonus ekstra maupun pelatihan mahal. Namun pada akhirnya, perputaran karyawan kebanyakan disebabkan oleh manajer/pimpinannya , bukan oleh hal lain. Jika anda mengalami masalah turnover , maka pertama-tama periksalah kembali para manajer anda. Apakah mereka biang keladi yang membuat para karyawan tidak betah?. Pada tahap tertentu, karyawan tidak lagi melihat jumlah uang yang ia dapatkan, tapi lebih kepada bagaimana mereka diperlakukan dan seberapa besar perusahaan menghargai mereka.. Kedua hal ini umumnya tergantung dari sikap para pimpinan terhadap mereka. Dan sejauh ini, bekerja dengan atasan yang buruk sering dialami oleh para karyawan yang bekerja dengan baik. Survey majalah Fortune beberapa tahun lalu mengungkapkan bahwa 75% karyawan menderita karena berada di bawah atasan yang menyebalkan.

Dari seluruh penyebab stress ditempat kerja, seorang atasan yang jahat mungkin adalah hal yang terburuk,yang secara langsung akan mempengaruhi kinerja dan mental para karyawan. Simak saja kisah yang dikutip langsung dari”medan perang” ini. Mulya seorang insinyur, masih bergidik saat membayangkan hari-hari dimana ia dimaki-maki bos di depan staf lainnya. Atasannya itu sering menghina dengan kata-kata yang kasar. Waktu menghadapi hal menakutkan itu, Mulya praktis tak punya nyali untuk menjawab. Ia kembali ke rumah dengan perasaan tidak keruan dan mulai menjadi kasar seperti sang atasan. Bedanya kekesalan ini dilampiaskan ke istri dan anak-anaknya, kadang juga ke anjing peliharaannya. Lambat laun, bukan pekerjaan Mulya saja yang kacau balau, pernikahan dan keluarganya pun hancur berantakan.

Nasib Agus juga setali tiga uang. Menceritakan “penyiksaan” yang dilakukan oleh bosnya gara-gara ada perbedaan pendapat yang tidak terlalu penting antara keduanya. Atasan Agus benar-benar menunjukkan rasa tidak suka terhadapnya. Ia tidak lagi diikut-sertakan dalam pengambilan keputusan. “Bahkan dia tidak lagi memberikan saya dokumen maupun pekerjaan baru,” keluh Agus. “Sangat memalukan duduk di depan meja kosong tanpa tahu apapun dan tidak seorangpun yang membantu saya”. Lantaran tidak tahan lagi, lalu Agus mengundurkan diri.

Para ahli SDM mengatakan, dari segala bentuk kekerasan, tindakan memperlakukan karyawan ditempat umum adalah yang terburuk. Pada awalnya, si karyawan mungkin tidak langsung mengundurkan diri, akan tetapi pikiran itu sudah tertanam. Jika kejadian terulang lagi, pikiran tersebut akan semakin kuat. Dan akhirnya, pada kejadian yang ketiga, karyawan itu akan mulai mencari pekerjaan lain. Ketika seseorang tidak bisa membalas kemarahannya, ia akan melakukan pembalasan “pasif”. Biasanya dengan cara memperlambat pekerjaan, berleha-leha, hanya melakukan pekerjaan yang disuruh atau menyembunyikan informasi penting. “Jika anda bekerja untuk orang yang menyebalkan, pada dasarnya anda ingin orang itu mendapat kesulitan. Jiwa dan pikiran kita tidak menyatu lagi dengan pekerjaan kita,” papar Agus.

Para manajer bisa menekan bawahan melalui beragam cara. Misalnya dengan mengontrol bawahan secara berlebihan, curiga, menekan, terlalu kritis, bawel dan sebagainya. Namun para atasan tersebut tidak sadar bahwa karyawan bukan merupakan aset tetap, mereka adalah manusia bebas. Jika ini terus berlanjut, maka seorang karyawan akan mengundurkan diri, walau tampaknya cuma karena masalah sepele saja.

Bukan pukulan ke-100 yang menjatuhkan seseorang, tapi 99 pukulan yang diterima sebelumnya. Memang benar, karyawan meninggalkan pekerjaannya karena bermacam alasan untuk kesempatan yang lebih baik atau kondisi yang tidak memungkinkan lagi. Namun banyak yang semestinya tetap tinggal jika tidak ada satu orang (seperti atasan Lesmana) yang terus-menerus mengatakan,” Kamu tidak penting, saya bisa dapat lusinan orang yang lebih baik dari kamu!”.

Kendati tersedia segudang pekerjaan lain (terlebih dalam keadaan pengangguran tinggi sekarang ini), bayangkanlah sesaat, berapa biaya atas hilangnya seorang karyawan yang bertalenta tinggi.. Ada biaya yang harus dibayar untuk mencari pengganti, ada biaya pelatihan bagi pengganti karyawan tersebut. Belum lagi akibat yang ditimbulkan karena tidak ada orang yang mampu melakukan pekerjaan itu saat calon pengganti sedang dicari, kehilangan klien dan kontak yang dibawa pergi karyawan yang hengkang, penurunan moral karyawan lainnya, hilangnya rahasia penjualan dari karyawan tersebut yang seharusnya diinformasikan ke karyawan lainnya, dan yang terutama turunnya reputasi perusahaan. Lagi pula, setiap karyawan yang pergi, bagaimanapun juga akan menjadi”duta” untuk mewartakan hal yang baik maupun yang buruk dari perusahaan itu.

Kita semua tahu suatu perusahaan telekomunikasi besar yang orang-orang ingin sekali bergabung, atau suatu bank yang hanya sedikit orang ingin menjadi bagiannya. Mantan karyawan kedua perusahaan ini telah keluar untuk menceritakan kisah pekerjaannya. “Setiap perusahaan yang berusaha memenangkan persaingan harus memikirkan cara untuk mengikat jiwa setiap karyawannya, ” kata Jack Welch mantan orang nomor satu di General Electric. Umumnya nilai suatu perusahaan terletak “diantara telinga” para karyawannya. Karyawan juga manusia, punya mata, punya hati…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar